Selasa, 06 Desember 2011

Diabetes, Diabetesi dan segala kemungkinannya

Yang Bikin Postingan : Unknown di 22.28
Beberapa bulan belakangan ini, RSU Dr. M. Djamil menjadi tempat tongkrongan baruku. Bukannya untuk kongko-kongko bareng suster-suster dan dokter-dokter, atau lagi praktek klinik di rumah sakit, tapi menemani mama atau papa yang harus rutin kontrol (chek up) setiap minggunya.

Well,,, setelah lebih kurang 35 hari mama rawat inap di rumah sakit karena Diabetes, setelah itu mama harus tetap rawat jalan satu kali seminggu. Lain lagi, Papa. Walaupun belum sempat di rawat inap (hik…jangan sampai deh), beliau harus tetap rutin ke Poliklinik THT sekali seminggu juga untuk mencek TelingaHidungTenggorokan yang kinerjanya udah mulai berkurang.



Yup,,, it’s my turn.
Mungkin inilah jawaban atas kegalauanku selama ini. Dulu, aku sempat kesal sama mama dan papa, waktu memutuskan untuk mencoba ‘merantau’. Aku pernah mempunyai keinginan mencoba mengadu nasib di negeri orang setelah menyelesaikan studi ku (cielah,,,bahasa mu neng ;p). Tapi ternyata ortu gak kasih izin. Alasan mereka sih sederhana. Karena aku, anak gadis satu-satunya di keluarga. Lalu apa hubungannya, pikirku.

I've never been candid about my life ordeals in this blog.
Jujur, sebenarnya aku malu sama teman-teman kuliahku dulu, kalo mereka ngajak jalan-jalan ke suatu tempat yang cukup jauh dari kota kelahiran ku tercinta ku jaga dan ku bela (aseeeekkk….bahasa mu ningrat banget neng), aku harus izin dulu ke ortu. Kalo gak dapat izin, berarti acara jalan-jalan DILARANG. Mereka takut terjadi apa-apa denganku nanti. Huuuuufff….. agak parno memang :(

Kami para anak satu-satunya, memang lebih sering bersembunyi di balik izin ortu untuk memutuskan suatu tindakan mana yang terbaik untuk kami, inilah cobaan kami, perjuangan kami untuk mengaspirasikan suara kami sesungguhnya. Kami benci dilihat lemah, manja dan harus dikasihani. Eh sori, bukan KAMI, tapi maksudnya AKU :)

Nah,,,setelah mama dan papa sakit berbarengan itu lah aku baru nyadar, SIAPA YANG AKAN MERAWAT DAN MENJAGA MEREKA KETIKA SAKIT KALO AKU JAUH….? Mungkin, itulah alasan mereka kenapa tidak mengizinkan aku untuk pergi merantau. Dulu, mereka yang merawat dan menjagaku kalo aku sakit. Sekarang giliranku. Ya…mudah-mudahan saja aku dan keluarga tetap sehat wal’afiat.

Anywaayy…
Bicara soal Diabetes, keturunan diabetesi beresiko tinggi terkena diabetes. Itu yang aku dengar dari salah satu iklan pemanis pengganti gula. Wuaaah… jangan-jangan, aku… Oh tidaaaak. Sumpah,,,, takut banget. Gak kebayang kalo aku juga terkena Diabetes. Aku masih ingin makan yang manis-manis, makan yang enak-enak (banget) dan gak mau makan harus ditakar-takar dulu.

Tapi, dari sebuah result Kuis tentang Tingkat Resiko Penyakit Diabetes yang pernah aku coba, hasilnya luar biasa mengagetkanku. Hal pertama yang aku lakukan saat membaca semi diagnosis itu adalah…nangis, nangis dan nangis. Ya… gak nangis-nangis banget sih, sedih pastinya. Setidaknya ini menjadi alarm untuk ku untuk mengubah pola hidup yang lebih sehat dan mengatur pola makan yang lebih baik.


Bukannya bermaksud mempromosikan suatu produk nih, tapi gak ada salahnya kamu juga coba ikutan kuis ini untuk mengetahui apakah kamu beresiko terkena penyakit diabetes atau gak. Klik di sini aja.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Nice post :)

Makmur mengatakan...

Siapa pun bisa terkena diabetes, bukan keturunan diabetesi aja loh.

Posting Komentar

 

Burung Pipit Berkicau